Joyful Learning in Class

Joyful Learning in Class: A Student’s Perspective

Share on whatsapp
Share on facebook
Share on twitter
Share on linkedin
Share on pinterest

Applying joyful learning in class turns out to be complicated because many teachers are trapped within a learning paradigm that’s centered on teacher’s perspectives and assumption as opposed to a student-centered learning paradigm. Amabella Juliviera—nicknamed Abel—is a 7th grade student in School of Human (SOH) Junior High School. This is how she cleverly details a list criterion for joyful learning she experiences in SOH.

Neuroscience is a field of study that specializes in the scientific study of the nervous system, especially the brain. Neuroscience explains human behavior from the perspectives of brain’s activity. In its development, various fields of study—psychology and education—have been connected to neuroscience. Chun Wang Wei, an education and neuroscience expert, is of the opinion that information is more easily understood when presented in a joyful environment. Wei, who popularized Joyful Learning approach, stated, “joyful learning as a kind of learning process or experience which could make learners feel pleasure in a learning scenario or process.”

First, Abel believes that joyful learning happens when a school encourages and builds relationships and socialization among students. At first, she had a hard time socializing with her friends but then her teachers helped her. Teachers often overlook the importance of friendships among students to achieve a joyful learning process. Good friendships affect learning process positively.

Second, Abel feels as if her classes aren’t heavy or stress-inducing. She feels like each period passes by quickly and she can understand the materials well. Abel’s ease happens because her teachers’ teaching strategies are spot on thus cementing the fact that creative teaching strategy is a crucial point in achieving joyful learning.

Third, recess time in SOH is longer than in most schools. Abel doesn’t feel too tired studying because it’s balanced well with enough time for break. Each class is completed with 15 minutes break time afterward. This strategy is also applied by Finland as a country with the best education quality in the world. Sufficient break time in learning process is needed in order to achieve optimum energy to continue learning as our bodies pump oxygen into our brains. Learning process should not be rushed simply to complete the heavy curriculum as if the Devil’s on your tail while compromising students’ understanding of the materials.

Fourth, Abel likes learning in SOH because she has a class called Problem Solving where she learns how to courageously solve her problems. Nowadays, teenagers are faced with serious problems and challenges either from themselves or their environment, including the internet. Abel is glad that her school gives her this much needed material.

The last point is simply a fun learning method. Learning doesn’t need to happen inside a classroom, it can be done outdoor more often! Sometimes, the students have fun because they are asked to research certain subjects on their own then summarize them in vlogs instead of simply being dictated from schoolbooks.

As teachers, we should pay attention to those five points of important criteria to achieve joyful learning from a student’s perspective. Let’s be inspired and useful.

 

Amabella Juliviera Pasaribu, 7th grade student of School of Human

Munif Chatib, Director of School of Human

 

________

 

SEKOLAH MENYENANGKAN DI MATA SISWA

Pembelajaran menyenangkan di kelas ternyata tidak sederhana, banyak guru yang terjebak oleh paradigma pembelajaran menyenangkan menurut perspektif dan asumsi guru, bukan dari siswa. Sangat perlu kajian pembelajaran menyenangkan menurut sudut pandang siswa. Amabella Juliviera, biasa dipanggil Abel, siswa kelas 7 SMP School Of Human (SOH) dengan cerdasnya memerinci kriteria pembelajaran menyenangkan yang dia alami di School Of Human.

Neurosains merupakan bidang ilmu yang mengkhususkan pada studi saintifik dari sistem syaraf terutama otak. Neurorisains menjelaskan perilaku manusia dari sudut pandang aktivitas yang terjadi di otak. Dalam perkembangannya berbagai disiplin ilmu terkait dengan neurosains, antara lain psikologi dan pendidikan.  Menurut ahli pendidikan dan neurosains Chun Wang Wei, informasi lebih mudah dipahami jika disajikan dalam suasana menyenangkan. Wei mempopulerkan pendekatan Joyfull Learning (belajar menyenangkan). Menurutnya, Joyfull learning as a kind of learning as kind of learning process or experience which could make learners feel pleasure ini a learning scenario/process.

Menurut Abel, pembelajaran menyenangkan itu pertama, sekolah mampu membantu membangun hubungan atau sosialisasi sesama siswa. Awalnya Abel susah untuk bersosialisasi, namun guru SOH membantunya. Guru jarang melihat hubungan pertemanan antar siswa mempunyai andil penting dari proses pembelajaran yang menyenangkan. Jika hubungan pertemanan itu baik, akan berpengaruh positif pada proses belajar.

Kedua, Abel merasa pelajarannya tidak berat. Tidak membuat stres. Abel juga merasa cepat selesai setiap jam belajarnya. Tidak terasa lama, tiba-tiba sudah selesai. Dan Abel memahami materi ajar. Sebenarnya Abel merasakan hal tersebut karena strategi guru mengajar yang tepat. Strategi mengajar guru yang kreatif ternyata menjadi poin penting pembelajaran menyenangkan di mata siswa.

Ketiga, waktu istirahat di SOH cenderung lebih lama dibandingkan sekolah lain. Abel merasa tidak lelah belajar sebab diimbangi oleh waktu istirahat yang cukup. Finlandia, sebagai negara yang kualitas pendidikannya terbaik di dunia juga menerapkan waktu stirahat yang cukup lama. Setiap selesai mata pelajaran, siswa beristirahat selama 15 menit. Ternyata istirahat yang cukup dalam proses belajar memompa kembali oksigen dalam otak siswa untuk siap belajar lebih segar lagi. Belajar itu tidak harus terburu-buru seperti dikejar setan, gara-gara harus menuntaskan banyaknya beban kurikulum. Malah hasilnya siswa gagal paham.

Keempat, Abel suka belajar di SOH sebab ada pelajaran Problem Solving, belajar berani menyelesaikan masalah. Hari ini para remaja mendapat tantangan masalah yang cukup berat, baik bersumber dari dirinya sendiri atau lingkungannya. Dan lingkungan yang menjadi sumber masalah utama remaja adalah dunia maya. Abel merasa bahagia ketika SOH memberikan materi tentang sesuatu yang dibutuhkan.

Kelima, cara belajar yang menyenangkan. Belajar tidak hanya melulu di dalam kelas. Lebih sering outdoor. Dan tahapan belajar tidak harus persis dalam buku. Bahkan siswanya diminta melakukan pencarian sendiri lalu menyimpulkan dalam bentuk vlog. Sangat menyenangkan.

Kelima poin di atas sebagai kriteria pembelajaran menenangkan menurut siswa sangat penting diperhatikan oleh para guru. Semoga terinspirasi dan bermanfaat.

Amabella Juliviera Pasaribu siswa kelas 7 SMP SOH

Munif Chatib, Direktur SOH

Check Our Social Media

Open chat
Bisa kami bantu Ayah Bunda?
Halo Ayah Bunda, Silahkan Chat kami untuk terkait info SMP maupun SMA ya ^^