Meskipun kita berada di tengah-tengah pandemi Virus Corona COVID-19, beberapa tahun belakangan kita dikejutkan dengan Ebola. Jika terpapar virus ini dimulai dengan demam. Kemudian dapat berkembang menjadi perdarahan yang tidak terkontrol dan kegagalan organ. Penyakit yang seringkali fatal dan telah diteliti selama bertahun-tahun. Pada 2019, percobaan klinis mengidentifikasi terapi obat baru yang mengurangi tingkat kematian dari 75 persen tanpa pengobatan menjadi 29 persen dengan terapi baru.
Jika Ebola dirawat sangat dini, angka kematian turun hingga enam persen. Obat baru ini yaitu Regeneron mengandung campuran antibodi, yang dibuat oleh sel-sel kekebalan tubuh kita untuk membersihkan infeksi dari tubuh kita. Antibodi ini secara khusus menyerang virus Ebola. Sulit membuat antibodi di laboratorium karena mereka perlu bekerja dalam tubuh manusia tanpa diserang oleh sistem kekebalan tubuh. Selain itu, virus Ebola dapat berubah bentuk. Inilah sebabnya mengapa campuran antibodi yang berbeda harus digunakan dalam perawatan. Terapi baru-baru ini sedang diuji dan dapat segera menjadi alat yang menyelamatkan jiwa manusia dari Ebola.