Beberapa waktu lalu, penulis sempat bertemu dengan seorang wali murid yang mengeluhkan pembelajaran daring karena beliau bukan seorang guru. Hal ini menyebabkan beliau merasa tidak memiliki kemampuan mengajar yang baik karena tidak mengetahui teknik-teknik pengajaran yang baik. Barangkali kita juga pernah menemui atau mengalami kasus yang serupa sebelumnya. Akibatnya, kita mengeluh karena tidak mampu mengajar dengan baik. Namun, menurut penulis alasan ini tidak bisa dibiarkan menjadi boomerang bagi orang tua sehingga merasa tertekan dan berpengaruh terhadap emosi orang tua ketika mengajar. Sebagai madrasah pertama dan pemanen bagi anak-anak, orang tua harus memiliki cara terbai untuk mengatasi permasalahan tersebut. Sahabat pendidik, dari kasus ini kita dapat sama-sama belajar bahwa tidak hanya guru yang harus bisa mengajar dengan baik, melainkan juga seluruh orang tua seharusnya bisa memberi pengajaran dengan baik. Peran edukator yang berpindah pada orang tua selama masa pandemi ini menyadarkan banyak orang tua bahwa mengajar bukan hal yang sangat mudah ketika harus memperhatikan berbagai metode pengajaran yang sesuai dengan anak. Memang benar bahwa para guru memiliki kelebihan berupa bekal mengajar yang baik, yang mana telah diajarkan melalui berbagai pengalaman praktek mengajar selama berada di pendidikan tinggi yang mencetak para calon guru. Tapi bukan berarti, orang tua yang profesinya bukan guru tidak bisa mengajar anak-anak dengan baik sehingga merasa “pantas” untuk mengeluh. Sahabat pendidik, sebanarnya hal ini sangat perlu kita pahami dari berbagai sudut pandang. Melihat dari segi esensi peran orang tua sebagai pengajar, metode mengajar yang baik bagi orang tua untuk anak-anaknya, hingga pada teknik-teknik memantau keaktifan belajar anak selama di rumah aja. Kali ini, kami akan mengulas beberapa sudut pandang tersebut. Pertama, esensi peran mengajar orang tua. Orang tua sejatinya memiliki peran mengajar sedari anak kecil. Mengajari anak makan, berdiri, berlari, membaca, dan menghitung. Sebenarnya orang tua sudah punya bekal mengajar karena telah mengasah kemampuan itu ketika mendidik anak-anak mereka dari kecil sampai bisa bersekolah seperti saat ini. Latihan kesabaran orang tua telah terpupuk sejak awal untuk membimbing anak-anak belajar. Jadi tidak ada alasan lagi bahwa orang tua tidak bisa mengajar karena bukan seseorang yang berprofesi sebaai guru. Hanya saja, perlu adanya peningkatan metode-metode mengajar karena kondisi dan situasi belajar anak yang selalu mengalami perubahan. Orang tua perlu memahami kondisi anak untuk bisa memberi pengajaran sesuai dengan ketertarikan anak. Kedua, penggunaan metode mengajar yang baik untuk anak. Sebenarnya, metode-metode mengajar pernah dilakukan orang tua ketika megajari anak-anaknya saat masih kecil. Hanya saja, dengan pengetahuan anak yang semakin banyak, rang tua perlu metode-metode lainnya yang lebih bervariasi. Seringkali juga, bidang pelajaran anak yang ditanyakan selama masa pembelajaran daring tidak sesuai dengan bidang yang ditekuni orang tua sehingga orang tua sulit memberi pengajaran. Dalam hal ini kita juga perlu menyadari bahwa sebagai orang tua harus memiliki pengetahuan yang kaya. Meski orang tua tidak memahami materi yang ditanyakan anak dalam pembelajaran daring, orang tua bisa mengarahkan anak dan belajar bersama dari sumber-sumber yang bersangkutan. Jangan malah meminta anak mencari sendiri dengan dalih agar anak mandiri atau karena orang tua tidak paham materi. Orang tua juga perlu mengontrol anak ketika mencari sumber pengetahuan agar pengetahuan yang anak dapat dari internet dapat terarahkan. Ketiga, orang tua wajib mengontrol keaktifan anak selama belajar di rumah aja. Tidak jarang anak-anak dibiarkan tidak belajar atau bermalas-malasan karena orang tua sibuk dengan WFH atau pekerjaan rumah. Atau mungkin ada juga yang berdalih agar anak bisa belajar mandiri dengan memiliki kemauan sendiri untuk belajar. Hal ini tidak bisa terus dilakukan. Karena bagaimanapun, seorang anak masih perlu bimbingan untuk menjadi mandiri dalam belajar. Orang tua wajib mengontrol keaktifan anak, memberikan semangat untuk belajar, dan memberi amunisi agar tetap memiliki keinginan yang tinggi untuk meraih impian. Jangan sampai keaktifan anak belajar menjadi turun selama di rumah aja. Tapi, satu hal yang menjadi catatan penting juga, bahwasanya jangan sampai pengontrolan orang tua ini membuat anak stres. Usahakan melakukan cara yang easygoing sehingga anak bisa lebih santai mengomunikasikan perkembangan belajarnya pada orang tua. Sahabat pendidik, sejatinya tidak ada orang tua yang tidak bisa mengajar anaknya dengan baik dan maksimal. Ini hanya perihal mau dan tidak. Orang tua harus menyadari betapa pentingnya keberhasilan pendidikan bagi anak dan masa depan anak. Manajemen waktu antata pengerjaan urusan rumah, deadline pekerjaan, dan membimbing anak belajar harus terus diasah dan dimaksimalkan dengan cara-cara kreatif dan tidak membosankan.
_