School of Human menerima semua keberagaman baik yang memiliki hambatan ataupun yang tidak memiliki hambatan. Karena School of Human merupakan sekolah yang menghargai setiap potensi anak dalam menemukan profesi sesuai dengan bakat dan minat mereka.
Sekolah merupakan jembatan bagi semua anak untuk mengenyam pendidikan. Di sekolah anak-anak akan mendapatkan ilmu yang beragam, sama halnya dengan beragamannya hambatan yang dimiliki oleh anak. Tidak semua sekolah menerima keberagaman tersebut akan tetapi berbeda dengan School of Human.
Di School of Human, anak yang memiliki hambatan (anak berkebutuhan khusus) dipanggil dengan istilah anak spesial. Mereka adalah anak yang mengalami keterbatasan baik fisik, mental-intelektual, sosial, maupun emosional. Hal tersebut berpengaruh signifikan dalam proses pertumbuhan dan perkembangan mereka dibandingkan dengan anak-anak lain seusianya.
School of Human sendiri sangat ramah dan menerima anak spesial belajar bersama anak-anak regular. Saat di sekolah anak-anak spesial akan didampingi oleh guru-guru SEC (SOH Education for all Center). Hal tersebut bertujuan agar memudahkan mereka dalam belajar supaya mampu mengikuti pembelajaran seperti anak reguler.
Istimewa
Bila kita mendengar kata spesial pasti di benak kita akan muncul kata “istimewa”. Yaaa benar sekali, spesial memang erat kaitannya dengan istimewa atau khas. Setiap diri siswa memiliki keistimewaan masing-masing, salah satunya Bima. Bima merupakan salah satu siswa spesial kelas XI di School of Human, hambatan yang dialaminya autism.
Keistimewaan yang dimiliki Bima adalah dia mampu menutupi hambatannya dengan rasa percaya dirinya sehingga ia mampu bersosialisasi dan mengembangkan bakatnya yakni memasak. Untuk mengembangkan bakatnya tersebut, Bima mengikuti unit aktivitas fun cooking di sekolah. Selain itu Bima juga semangat belajar layaknya anak reguler terlihat dia selalu mengikuti pembelajaran misanya pelatihan pembuatan portofolio secara daring.
Untuk mencapai kemandirian dan menumbuhkan rasa percaya diri anak berkebutuhan khusus perlu adanya penerimaan dari keluarga karena keluarga benteng pertama yang membangun kemandirian anak berkebutuhan khusus. Selain itu, perlu adanya rangkulan dan bimbingan khususnya dari dunia pendidikan dalam membangun mental yang tangguh dan mengembangkan potensi yang dimiliki ABK. Hal tersebut selaras dengan pernyataan Mami Ima (principal SEC) bahwa setiap anak berhak mendapatkan haknya dalam meraih masa depan sehingga mereka siap berpartisipasi dalam lingkungan masyarakat.
Cibubur, 18 September 2020
Meila Eriska Ayu Pangestika – Guru SEC SOH