SCHOOL OF HUMAN – Apa Itu Cellular Memory? Cellular memory, atau ingatan sel, merujuk pada kemampuan sel-sel dalam tubuh untuk menyimpan informasi dan pengalaman.
Konsep ini menunjukkan bahwa pengalaman hidup, baik fisik maupun emosional, dapat mempengaruhi bagaimana tubuh merespons situasi baru.
Dalam konteks pendidikan, pemahaman tentang cellular memory dapat membantu guru merancang metode pembelajaran yang lebih efektif.
Cellular memory melibatkan interaksi sel dengan lingkungan dan pengalaman yang dilalui individu. Sel-sel dalam tubuh, terutama sel-sel otak, beradaptasi berdasarkan informasi yang diterima.
Misalnya, neuron menyimpan informasi melalui perubahan sinaptik, yang merupakan dasar dari pembelajaran.
Penelitian oleh LeDoux (2000) menunjukkan bahwa pengalaman emosional dapat membentuk jalur saraf yang memperkuat ingatan, sehingga meningkatkan respons terhadap informasi yang terkait.
Hal ini juga berkaitan dengan bagian otak limbik yang melibatkan perasaan dapat tersimpan dalam memori jangka panjang.
Pengalaman yang tersimpan dalam sel dapat memengaruhi proses belajar siswa. Trauma atau pengalaman positif dapat membentuk cara siswa menerima informasi baru.
Sebuah studi oleh Perry et al. (2017) menunjukkan bahwa anak-anak yang mengalami trauma memiliki tantangan lebih besar dalam proses pembelajaran, menunjukkan pentingnya memahami pengaruh emosi terhadap ingatan.
Berikut adalah beberapa metode pembelajaran yang dapat diterapkan oleh guru untuk mengoptimalkan cellular memory siswa:
-
Penggunaan Teknik Mindfulness
Mengintegrasikan teknik mindfulness dalam pembelajaran dapat membantu siswa menjadi lebih fokus dan tenang. Penelitian oleh Zenner et al. (2014) menunjukkan bahwa latihan mindfulness meningkatkan konsentrasi dan mengurangi stres pada siswa, yang berkontribusi pada peningkatan hasil belajar.
-
Aktivitas Fisik dalam Pembelajaran
Mengadakan aktivitas fisik di dalam atau di luar kelas dapat merangsang aliran darah ke otak, meningkatkan fungsi kognitif. Ratey (2008) dalam bukunya “Spark: The Revolutionary New Science of Exercise and the Brain” menemukan bahwa aktivitas fisik secara signifikan meningkatkan kemampuan kognitif dan daya ingat siswa. Contoh dari penerapan ini seperti metode TPR (Total Phsycal Response), pantomim, ataupun lainnya.
-
Pembelajaran Berbasis Proyek
Metode pembelajaran berbasis proyek memungkinkan siswa untuk terlibat secara aktif dalam proses belajar. Penelitian oleh Thomas (2000) menunjukkan bahwa pembelajaran berbasis proyek meningkatkan keterlibatan siswa dan membantu mereka mengaitkan informasi baru dengan pengalaman yang sudah ada, memperkuat ingatan sel.
-
Praktek Aktif dan Umpan Balik Positif
Memberikan kesempatan kepada siswa untuk berdiskusi dan menjelaskan materi kepada teman-teman mereka dapat memperkuat pemahaman. Hattie dan Timperley (2007) dalam meta-analisis mereka menemukan bahwa umpan balik positif secara signifikan meningkatkan hasil belajar siswa.
-
Pengelolaan Emosi dalam Kelas
Menciptakan lingkungan yang mendukung dan aman sangat penting dalam proses pembelajaran. Penelitian oleh Durlak et al. (2011) menunjukkan bahwa program pengelolaan emosi dapat meningkatkan keterampilan sosial dan akademik siswa, membantu mereka belajar lebih efektif.
-
Menerapkan Multisensori dalam Pembelajaran
Menggunakan pendekatan multisensori, yaitu melibatkan berbagai indra (penglihatan, pendengaran, dan kinestetik), dapat memperkuat ingatan.
Penelitian oleh Felder dan Silverman (1988) menunjukkan bahwa siswa yang belajar melalui berbagai cara lebih mampu menyerap dan mengingat informasi.
Cellular memory memainkan peran penting dalam bagaimana individu belajar dan mengingat informasi. Dengan memahami konsep ini, guru dapat merancang metode pembelajaran yang lebih efektif, memperhatikan kondisi emosional dan fisik siswa.
Melalui teknik mindfulness, aktivitas fisik, pembelajaran berbasis proyek, dan pendekatan multisensori, guru dapat menciptakan pengalaman belajar yang mendalam dan berdampak positif. Dengan demikian, siswa tidak hanya belajar dengan lebih baik, tetapi juga dapat mengoptimalkan potensi mereka dalam proses pembelajaran.
Penulis : Epong Utami (Kepala SMP School Of Human dan Certified Trainer of ROOTS)