Inovasi Healthy Dessert dalam Project Based Learning Kelas 8 SMP School of Human

Share This Post

— SMA SCHOOL OF HUMAN —

Artikel oleh Wiji Tri Wahyuni, S.Pd.

===oOo===

Pendidikan di era modern tidak lagi cukup hanya dengan transfer pengetahuan searah di dalam kelas. Tuntutan zaman mengharuskan siswa untuk tidak hanya ‘tahu’, tetapi juga ‘bisa’ mampu mengaplikasikan ilmunya untuk memecahkan masalah nyata. Menjawab tantangan ini, SMP Inklusi School of Human (SOH) telah lama mengintegrasikan Project-Based Learning (PBL) sebagai salah satu pilar utama dalam program kurikulumnya yang rutin.

Bagi School of Human, PBL bukan sekadar metode, melainkan sebuah filosofi. Sebagai sekolah inklusi, SOH percaya bahwa setiap anak memiliki potensi unik, dan PBL adalah kanvas yang sempurna bagi setiap siswa untuk berkontribusi sesuai dengan kekuatan dan minat mereka. Yang lebih istimewa, proses di SOH bersifat partisipatif. Tema-tema proyek tidak diturunkan secara kaku dari atas, melainkan lahir dari aspirasi komunitas sekolah. Tema bisa berasal dari rekomendasi siswa yang melihat isu di sekitar mereka, atau dari masukan orang tua yang peduli akan pengembangan keterampilan tertentu. Pada siklus pertama (PBL 1) tahun ajaran ini, komunitas sekolah menyepakati satu tema besar yang sangat relevan: Healthy Food (Makanan Sehat).

Dari “Healthy Food” ke “Healthy Dessert”

Pemilihan tema “Healthy Food” muncul sebagai respons atas keprihatinan bersama. Siswa dan orang tua sama-sama menyadari bahwa di tengah gempuran makanan olahan dan cepat saji, kesadaran akan gizi seimbang adalah sebuah keharusan. Namun, PBL ini tidak berhenti pada pemahaman umum. Proyek ini dibagi menjadi dua fokus yang saling melengkapi: “Healthy Food” (makanan utama) dan “Healthy Dessert” (makanan penutup). Kelas 8 SMP Inklusi School of Human mendapatkan tantangan yang bisa dibilang lebih pelik: membidangi Healthy Dessert.

Mengapa ini menantang? Karena kata “dessert” seringkali diasosiasikan dengan gula berlebih, lemak tinggi, dan kalori kosong. PBL Kelas 8 ini dirancang dengan pertanyaan pemantik yang provokatif: “Bagaimana kita, sebagai siswa Kelas 8, dapat merancang, mengolah, dan membuktikan bahwa makanan penutup (dessert) bisa terasa lezat sekaligus menyehatkan, dengan menggunakan bahan-bahan alternatif yang bergizi?

Puncak Proyek: Saat “Dessert” Menjadi Bintang

Puncak dari proses ini adalah “Project Expose” yang dilaksanakan pada hari Sabtu, 20 September, di Aula School of Human. Para orang tua diundang untuk hadir dan menyaksikan serta mencicipi hasil karya anak-anak mereka.

Stan Kelas 8 adalah bukti nyata dari inovasi mereka. Mereka tidak hanya menyajikan dessert biasa, melainkan kreasi yang telah dipikirkan matang-matang. Beberapa primadona mereka antara lain:

  • Sweet Potato Cheese Bread: Sebuah inovasi brilian yang menggunakan ubi jalar. Ini tidak hanya mengurangi penggunaan tepung terigu, tetapi juga menambah nilai gizi (Vitamin A dan serat) serta rasa manis alami.
  • Brownies Gluten-Free and Less Sugar: Ini adalah jawaban langsung atas tantangan. Siswa harus bereksperimen mencari pengganti tepung dan mengurangi gula secara drastis, namun tetap mempertahankan tekstur fudgy dan rasa cokelat yang kaya.
  • Salad Buah: Klasik, namun dieksekusi dengan baik. Tantangannya ada pada saus (dressing) yang harus tetap lezat tanpa mengandalkan susu kental manis berlebihan, mungkin dengan menggunakan yogurt atau racikan yang lebih sehat.
  • Pudding Buah: Fokus pada pemanis alami dari buah-buahan itu sendiri, menjadikannya pilihan penutup yang ringan, segar, dan kaya vitamin.

Saat expose berlangsung, siswa tidak hanya membuat tetapi juga membagikan secara gratis produk hasil mereka. Selain itu mereka dengan percaya diri mempresentasikan proses di balik setiap produk, menjelaskan nilai gizinya, dan menceritakan tantangan yang mereka hadapi.

Dampak Nyata: Lebih dari Sekadar Makanan

PBL 1 “Healthy Dessert” di Kelas 8 SMP Inklusi School of Human adalah sebuah kesuksesan besar. Siswa tidak hanya mendapatkan pengetahuan akademik tentang gizi; mereka membangun kepercayaan diri, mengasah keterampilan memecahkan masalah, dan merasakan kebanggaan atas karya nyata yang bisa dinikmati orang lain.

Proyek ini berhasil mendobrak mitos bahwa makanan sehat itu tidak enak, dan dessert itu pasti tidak sehat. Lebih dari itu, melalui program kurikulum rutin yang digerakkan oleh suara komunitas ini, School of Human sekali lagi membuktikan bahwa setiap anak, dengan segala keunikannya, mampu belajar, berkarya, dan berinovasi secara bermakna.

▶️ Video Dokumentasi : DISINI

Wiji Tri Wahyuni, S.Pd., biasa di SOH dipanggil dengan panggilan Kak Wiji, adalah Guru mata pelajaran Sosiologi (SOS) di SMA School of Human dan juga mengajar mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di SMP School of Human. Tidak hanya mengajar mapel yang diampu, Ia juga dipercaya untuk menjadi bagian dari Tim Creative-Preneur dan/atau mengajari Masak-Memasak kepada para murid. Ia sudah bergabung di School of Human sejak tahun 2018. Di tahun pelajaran 2025-2026 ini, Ia diberi amanah tambahan sebagai Wali Kelas 11B SMA School of Human.

Yuk Daftar Sekarang!!

Sekolah Pemantik Bakat dan Minat Siswa

More To Explore

SMP-SMA School of Human

Sekolah Pemantik Bakat dan Minat Siswa