— SMP SCHOOL OF HUMAN —
Artikel oleh Robby Fajar Subhandika, S.Pd.
===oOo===
Pernah nggak kamu merasa gugup waktu harus tampil di depan kelas, di depan umum atau lomba, entah itu lomba olahraga, debat, atau seni? Banyak siswa berpikir bahwa lomba hanya soal menang atau kalah. Padahal, di balik setiap kompetisi ada hal yang jauh lebih penting: jiwa kompetitif.
Jiwa kompetitif bukan berarti harus selalu jadi nomor satu, tapi tentang bagaimana kamu berani mencoba, berusaha maksimal, dan terus berkembang dari setiap pengalaman.
Di era sekarang, kemampuan akademik saja nggak cukup. Dunia butuh generasi muda yang tangguh, pantang menyerah, dan berani keluar dari zona nyaman dan semua itu bisa dibangun lewat pengalaman berkompetisi
Emang Jiwa Kompetitif Itu Penting?
Yuk kita baca data dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) yang menunjukkan bahwa siswa yang aktif mengikuti lomba—baik di bidang akademik, olahraga, maupun seni cenderung memiliki motivasi belajar dan rasa percaya diri lebih tinggi.
Penelitian dari Universitas Indonesia (2022) juga menyebutkan bahwa berpartisipasi dalam kompetisi sekolah dapat meningkatkan kemampuan manajemen waktu, kerja sama tim, serta daya tahan terhadap stres.
Jadi, saat kamu ikut lomba, sebenarnya kamu sedang melatih:
- Mental tangguh, karena kamu belajar menghadapi tekanan dan hasil.
- Kedisiplinan, karena kamu perlu latihan, persiapan, dan komitmen.
- Kemampuan sosial, saat kamu bekerja sama dalam tim atau bertemu peserta dari sekolah lain.
- Keberanian untuk tampil, sebuah soft skill yang penting di dunia nyata.
Lomba Sebagai Sarana Pembentukan Karakter
Kamu harus tau lomba bukan hanya ajang mencari piala. Ia adalah sekolah kehidupan kecil yang mengajarkan nilai-nilai karakter penting seperti:
- Sportivitas, menerima kemenangan dengan rendah hati dan kekalahan dengan lapang dada.
- Kerja keras, karena tidak ada hasil tanpa usaha.
- Disiplin dan focus, dalam berlatih, belajar, dan menjaga performa.
- Percaya diri, berani menampilkan kemampuan terbaik meskipun ada rasa takut.
- Tanggung jawab, terhadap diri sendiri, tim, dan tugas yang diemban.
Nilai-nilai ini adalah inti dari pembentukan Profil Pelajar Pancasila, yang menjadi tujuan utama pendidikan nasional. Jadi, ketika kamu aktif ikut lomba, sebenarnya kamu sedang menjadi versi terbaik dari dirimu sendiri.
Apa Sih Peran Sekolah?
Sekolah punya peran besar dalam membangun lingkungan yang mendukung semangat kompetisi sehat. Di School of Human, misalnya, pembelajaran tidak hanya menekankan akademik, tapi juga mendorong setiap siswa untuk berani mencoba hal baru, berkompetisi dengan sehat, dan saling mendukung.
Beberapa langkah yang bisa dilakukan sekolah untuk menumbuhkan semangat kompetitif antara lain:
- Menyediakan berbagai ajang lomba internal seperti turnamen olahraga, cerdas cermat, atau lomba kreativitas.
- Mendorong siswa berpartisipasi dalam kompetisi eksternal tingkat kota, provinsi, hingga nasional.
- Memberikan apresiasi tidak hanya pada pemenang, tapi juga pada siswa yang menunjukkan semangat, usaha, dan kerja keras.
- Membiasakan refleksi pasca lomba, agar siswa belajar dari pengalaman, bukan sekadar mengejar hasil.
Dengan cara ini, kompetisi bukan lagi tentang mengalahkan orang lain, tapi tentang mengalahkan rasa takut dan kemalasan dalam diri sendiri.
Jadi Kesimpulannya …
Mengikuti lomba adalah salah satu cara paling efektif untuk membentuk jiwa kompetitif yang sehat. Melalui kompetisi, siswa belajar arti perjuangan, ketekunan, dan semangat pantang menyerah.
Di masa depan, bukan hanya nilai rapor yang menentukan kesuksesan, tapi juga karakter dan mental juara yang ditempa dari pengalaman nyata.
Jadi, jangan takut kalah yang penting kamu berani mencoba dan berproses. Karena pada akhirnya, setiap kompetisi adalah kesempatan untuk menang melawan diri sendiri dan tumbuh menjadi pribadi yang lebih kuat.

Robby Fajar Subhandika, S.Pd., biasa di SOH dipanggil dengan panggilan Kak Robby, adalah salah satu Guru mata pelajaran Olahraga dan Permainan Tradisional (OPT), mapel adaptasi SOH di mana di luar sana lebih dikenal dengan Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan (PJOK), baik mengajar di Unit SMP maupun SMA School of Human. Ia termasuk Guru Generasi Pertama semenjak School of Human pertama kali lahir yaitu sejak tahun 2015 dan sudah langsung mengajar untuk mapel OPT tersebut.
Saat ini di samping mengajar untuk mapel OPT, Ia juga diberi amanah tambahan sebagai Wakil Kepsek Bidang Prestasi, bidang khusus untuk menangani para murid di School of Human untuk mengikuti berbagai macam Perlombaan dan/atau Pertandingan hingga para murid bisa memiliki “Prestasi”, yaitu pernah mengikuti perlombaan dan/atau pertandingan tersebut. Sedangkan untuk sampai tahap Kemenangan (Juara) itu adalah BONUS TERINDAH dari “Prestasi” mereka itu.

